Judul Buku : RANGKING 1st BUKAN SEGALANYA Bekal
Memantik Sukses Sesungguhnya
Pengarang : Bambang Wahyudiono
Penerbit : Raih Asa Sukses
Tahun Terbit : 2012
Tempat Terbit Buku : Jakarta
Tebal Halaman : iv + 188 halaman
Buku ini berisi enam bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga tips how to (bagaimana) mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga prestasi. Banyak kisah nyata dan pendapat para ahli dalam bidangnya yang diulas dan dikritisi dalam buku ini. Termasuk juga apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semua itu untuk mencari tahu dan membuktikan apa kunci mereka yang telah sukses.
Pada bagian kedua dimulai dengan ulasan mengapa ranking 1 bukan segalanya : pemimpin tidak harus ranking satu, sukses dalam berkarier meski bukan bidangnya, faktor hard skills dan soft skills, sistem pendidikan belum dapat maksimal. Ranking satu namun soft skills rendah identik dengan ketidaksuksesan.
Di bagian tiga membahas tentang bagaimana menentukan jalur karier : , bila keliru memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, menghalau hambatan diri, memilih Sekolah Menengah Kejuruan, meningkatkan kompetensi berkarier hingga jawaban sanggupkah saya berwirausaha.
Tuntutan dalam dunia kerja dimuat di bagian empat. Dimulai tips bagaimana proses dan cara lolos seleksi kerja, tuntutan dalam kompetensi profesi, referensi di dunia kerja, leadership dan team work, serta bagaimana penilaian prestasi dunia kerja yang dilakukan. Bagian ini diakhiri dengan bagaimana menjadi pribadi yang berpengaruh dan aneka tuntutan seorang wirausaha.
Sebelum masuk bagian enam penutup, disajikan juga bagaimana seharusnya yang merupakan inti dari how to buku ini yaitu pada bagian lima yang diawali dengan mengasah soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun dari karyawan, mengubah paradigma, menyadari kesalahan berpikir, sukses modal spiritual, berpikir positif, terus belajar tanpa henti. Selama hayat masih dikandung badan (selama kita masih hidup kita wajib belajar)
Pada bagian akhir ada pernyataan, apa pun risiko jalan hidup yang akan terjadi, menjadi orang sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu sewajarnya menjadikan priibadi yang tidak mudah menyerah, tidak mudah frustasi dengan himpitan karier, daya mampu menghindari sikap hidup yang tidak produktif, pemalas dan tidak bertanggungjawab.
Satu lagi yang sangat berarti pada seorang yang pernah meraih ranking satu, yakni melekatnya budaya malu pada diri sendiri. Malu jika tidak dapat berbuat yang terbaik dibanding dengan orang lain atau malu apabila dianggap tidak berprestasi oleh yang menilai kita. Apa pun itu, sukses relatif lantaran penilaian oleh makhluk Tuhan juga. Sukses itu ialah setelah kehidupan dunia ini berakhir. Kehidupan baru dengan modal akhlak terbaik yang tergoreskan oleh diri kita sendiri.
Buku ini menjawab pertanyaan kenapa yang sekolahnya biasa saja justru lebih sukses dan menjadi pucuk pimpinan perusahaan bergengsi. Modal apa yang mereka miliki selain ijazah? Apa yang perlu dilakukan semenjak kuliah? Bagaimana seharusnya sistem pendidikan kita? Harus bagaimanakah bila telah menjadi karyawan, adakah tips sukses karier? Apa dampaknya bila bagian terbesar waktu dan konsentrasi hanya untuk belajar? Sampai pada kesimpulan tidak usah ranking satu, asah kematangan diri dan luangkan waktu untuk skills lain menjadi metode terbaik layak dilakukan. Prestasi akademik bukan modal sukses jadi pimpinan atau wirausahawan.